in article
Flu babi atau swine flu adalah istilah untuk salah satu jenis influenza yang disebabkan oleh virus H1N1. Nama babi atau swine ini muncul karena gen virus penyebabnya mirip dengan virus influenza yang menyebabkan penyakit flu pada babi.
Babi merupakan binatang yang rentan terhadap virus influenza, termasuk yang menyerang manusia dan unggas, serta berpotensi terinfeksi berbagai varian virus di saat yang bersamaan. Gen dari berbagai varian virus itu dapat tercampur dan membuat virus baru. Jika varian virus tersebut mengakibatkan penyakit pada manusia, kemudian dengan mudah menyebar dari orang ke orang, influenza dapat menjadi pandemik. Hal inilah yang terjadi pada saat tahun 2009, yaitu penularan virus influenza A (H1N1) atau dikenal dengan flu babi yang terjadi secara global.
WHO menyatakan bahwa pandemi virus H1N1 telah berakhir sejak Agustus 2010. Meski demikian, langkah-langkah pencegahan penyakit ini tetap diperlukan. Salah satunya adalah melalui vaksinasi influenza tahunan.
Gejala Flu Babi
Masa inkubasi virus flu babi adalah sekitar 1-4 hari. Setelah itu, penderita akan mulai mengalami gejala. Penyakit flu babi memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa, sehingga sulit dibedakan. Beberapa gejala flu babi, di antaranya adalah:
- Demam.
- Kelelahan.
- Pegal-pegal.
- Sakit kepala.
- Pilek dan hidung tersumbat.
- Mata merah dan berair.
- Sakit tenggorokan.
- Ruam pada kulit.
- Diare.
- Mual dan muntah.
- Batuk (umumnya batuk kering).
- Sesak napas.
Penyebab Flu Babi
Flu babi disebabkan oleh virus influenza H1N1. Sama seperti virus influenza lainnya, virus tersebut akan menyerang sel-sel pada dinding hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Harap diingat bahwa virus ini tidak bisa menyebar melalui konsumsi daging babi.
Penularan virus H1N1 juga serupa dengan virus influenza lain, misalnya dari penderita yang bersin atau batuk. Jika percikan ingus atau air liur dari penderita menempel langsung pada permukaan mata, hidung, serta mulut seseorang, maka orang tersebut akan terpajan oleh virus.
Setelah WHO menyatakan kejadian pandemik infeksi H1N1 berakhir, virus H1N1 menyebar musiman sama dengan virus influenza biasa, dan risiko penularan meningkat pada orang-orang yang banyak melakukan interaksi dengan orang lain.
Ketahui pula kondisi-kondisi yang meningkatkan risiko flu babi menjadi penyakit yang lebih berat dan menimbulkan komplikasi:
- Anak-anak berusia di bawah 5 tahun atau di atas 65 tahun.
- Ibu hamil.
- Menderita penyakit kronis, seperti asma, penyakit jantung, pneumonia, atau diabetes.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS.
- Memiliki profesi sebagai pekerja medis, misalnya dokter dan perawat.
Diagnosis Flu Babi
Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita flu babi atau tidak, dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan menguji ada atau tidaknya virus flu yang berkembang di dalam tubuh pasien. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan tubuh pada hidung atau tenggorokan penderita, dan membutuhkan waktu beberapa hari hingga diketahui hasilnya.
Umumnya tindakan penanganan dan pencegahan segera dilakukan apabila di wilayah tersebut telah terdeteksi penyebaran virus H1N1 atau mengacu dari adanya korban yang terinfeksi flu babi.
Pengobatan Flu Babi
Pengobatan flu babi bagi tiap pasien tentu berbeda-beda. Hal ini ditentukan berdasarkan gejala yang dialami dan tingkat keparahannya, riwayat kesehatan, serta kondisi fisik pasien.
Pada umumnya, penderita flu babi dapat melakukan pengobatan sendiri di rumah. Langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan meliputi:
- Cukup beristirahat.
- Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.
Dokter mungkin memberikan obat-obatan apabila dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi intensitas gejala yang dialami oleh pasien. Contoh obat tersebut meliputi ibuprofen dan paracetamol.
Meski demikian, ada sebagian kasus flu babi yang membutuhkan penanganan di rumah sakit. Terutama jika penderita memiliki risiko tinggi untuk mengalami komplikasi. Dokter biasanya akan memberikan obat antivirus seperti oseltamivir atau zanamivir bagi mereka yang berisiko tinggi. Antibiotik tidak diiberikan untuk flu, karena tidak memiliki efek untuk membunuh virus, kecuali terdapat infeksi sekunder dari bakteri.
Komplikasi Flu Babi
Penderita flu babi umumnya tidak membutuhkan penanganan oleh dokter. Tetapi, ada sebagian orang yang rentan menderita komplikasi sehingga membutuhkan penanganan khusus. Komplikasi tersebut meliputi:
- Pneumonia.
- Gagal napas.
- Gejala-gejala neurologis, seperti tampak bingung hingga kejang-kejang.
- Memperburuk penyakit kronis, seperti asma dan penyakit jantung.
Vaksinasi dan Pencegahan Flu Babi
Langkah utama untuk menghindari flu babi adalah dengan menerima vaksin influenza. Vaksin yang umumnya dianjurkan satu kali dalam setahun ini akan membantu tubuh dalam membangun pertahanan terhadap virus H1N1.
Selain vaksin, ada beberapa cara sederhana yang bisa diterapkan untuk menghindari flu babi sekaligus mencegah penularannya, di antaranya:
- Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun. Gunakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol jika perlu.
- Menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk. Buanglah tisu ke tempat sampah usai digunakan.
- Hindari kontak langsung dengan penderita sebisa mungkin.
- Jangan bepergian jika Anda sedang sakit.
- Jika ada anggota keluarga Anda yang menderita flu, pastikan hanya Anda atau salah satu keluarga Anda yang merawatnya agar anggota keluarga yang lain terhindar dari pajanan virus.
Sumber : https://www.alodokter.com/flu-babi
0 Response to "FLU BABI"
Posting Komentar